Kamis, 16 April 2009

TUHANKU…! AlamMu Murka

Masih ingat gak akan kisah penciptaan?
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik (Kej 1). Tentunya kata-kata itu sangat jelas dibenak kita. Itulah memang awal penciptaan dunia ini. Saya ingin menggarisbawahi segala yang dijadikan-Nya amat baik. Tuhan Maha baik, Dia menjadikannya sungguh baik. Sejalan dengan itu, manusia diutus Allah untuk mengelola, merawat dan mengaturnya ciptaan-Nya (Kej. 1:28, Kej. 2:15).

Dengan demikian tugas manusia adalah mengelola, merawat dan mengatur. Itulah tugas manusia tak lebih dan tak kurang. Selanjutnya Allah mengadakan perjanjian dengan manusia tentang ciptaan-Nya (Kejadian 9:9-17).

Kemudian pertanyaan muncul: kenapa alam tidak dirawat? Kenapa tidak teratur? Kenapa tidak dikelola dengan baik? Padahal tugas dari Allah kan sudah jelas? Mau tau kenapa bisa demikian?
Berikutnya manusia jatuh ke dalam dosa yang mengakibatkan rusaknya hubungan: manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan lainnya. Dosa menjadi sumber mala petaka yang mengakibatkan kerusakan kosmos. Alam yang begitu melimpah akhirnya tidak bisa lagi dinikmati sebagai bagian dari berkat yang melimpah. Tugas yang diberi Allah akhirnya terlupakan oleh karena keserakahan, kesewenang-wenangan. Lihat.. hutan yang dulunya sebagai lambang kesejukan kini menjadi gundul, lahan yang dulunya tempat bercocok tanam kini menjadi tempat hunian dan gedung-gedung yang menjulang dengan kesombongannya, tanah yang dulunya subur kini menjadi gersang, dll. Ah Tuhan kenapa keserakahan merajalela? Kenapa eksploitasi seolah-olah tak terbendung?

Alam sudah murka: banjir terjadi di berbagai daerah yang mengakibatkan korban jiwa dan harta benda. Lihat peristiwa situ gintung, daerah wisata yang dulunya indah dan menjadi tempat untuk menenangkan diri ternyata menjadi sumber mala petaka besar. Nyawa orang melayang dan korban harta benda menjadikan mereka menangis dan menjerit. Keluarga harus tercerai berai, rumah harus rata karena terbawa arus, hanya tangisan dan jeritan yang terdengar. Tak ada lagi tawa yang riang, tak ada lagi canda gurau. Oh Tuhan… betapa menderitanya mereka.

Daerah mana lagi yang menjadi sasaran kemurkaan alam? Berapa banyak lagi korban yang harus melayang? Berapa banyak lagi harta benda yang akan terbuang? Berapa banyak lagi tangisan dan jeritan? Berapa banyak lagi orang yang doyan menggunduli hutan? Berapa banyak lagi orang yang harus tergusur dari gubuknya? Sampai kapankah keserakahan ini menjadi pujaan?

Oh Tuhan…bukankah alam ini milikMu? Bukankah segalanya Kau ciptakan sungguh baik? Bukankah kami Kau utus untuk menjaga dan merawatnya? Kenapa alamMu murka???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar